3 Bulan Menempelkan Gear IconX di Kuping


Tahun 2019 ini bisa menjadi emerging trends bagi segmen true wireless headset. Di awal tahun, sudah ada Galaxy Buds yang rilisnya bebarengan dengan lini Galaxy S10 series. Tidak kalah meramaikan, Apple kembali menghadirkan ‘sekuel’ kedua bagi Airpods yang jujur tidak memberi ‘tendangan’ fitur yang inovatif (bukannya Apple memang begitu kan?). Kembali ke soal true wireless headset, kali ini aku berkesempatan memanfaatkan Gear IconX 2018. Ya, ini adalah pendahulu Galaxy Buds, dengan beberapa keunggulan dan kekurangan dibandingkan penerusnya.

Tampilan Fisik

Box dan unit
Unit headset

Di dalam box terdapat charging case seukuran genggaman tangan yang dilengkapi 3 lampu. Dua lampu pertama di bagian depan berperan sebagai indikator baterai di masing-masing headset. Warna merah menandakan sedang terjadi pengisian baterai, lalu akan berubah menjadi hijau ketika sudah penuh terisi.

Unit headsetnya sendiri berukuran sebesar biji salak (mungkin ya, hehe) yang dilengkapi sensor pendeteksi telinga dan 5 pin yang digunakan sebagai penghubung dalam proses pengisian baterai. Di dalam box juga tersedia 3 ukuran eartips yang dapat diganti sesuai ukuran dan kenyamanan telinga.

Akan tetapi, penggunaanku pada headset ini justru tidak sering melalui ponsel Android, melainkan iPhone. Tapi ga masalah, bakal ada video pas penggunaan di Android juga sih, walau hanya sebatas di satu fitur.

Menghubungkan Perangkat

Coba tengok link di bawah dulu. Bukan jebmen kok, berhubung WP yang dipakai versi free jadi gak bisa embed video, melainkan hanya link. Huhu maafkan😓😓

https://photos.app.goo.gl/QtUVVLg7qwBALNn37

Udah lihat? Pastinya bakal bingung kalo nggak dijelasin. Video tadi adalah step by step menghubungkan Gear IconX 2018 di iPhone. Ketika narik control center dari bawah ke atas, aku menyalakan bluetooh, dan dalam waktu 6 detik hp udah langsung terhubung dengan headset. Selain itu juga aku perlihatkan bagaimana Gear IconX terhubung di tampilan pengaturan perangkat. Ini kondisi ketika kedua perangkat sudah pernah terhubung/paired ya.

Secara umum, proses pairing tidak terlalu merepotkan. Ketika pertama kali pakai atau ganti devices lain, ada tombol kecil di bagian belakang charging case. Cukup tahan 2 detik atau sampai lampu berkedip, maka wireless headset ini sudah siap terhubung.

Rasa-Rasa Penggunaan

Dimulai di bagian kanan ketika memasukkan headset ke telinga, akan terdengar dua bunyi singkat. Bunyi pertama sebagai penanda bahwa sensor telah mendeteksi posisi headset telah terpasang dengan baik di telinga. Sedangkan bunyi kedua merupakan voice command/instruction yang dapat memberi tahu apakah di dalam headset tersebut terdapat lagu yang disimpan atau tidak. Nah, ini adalah salah satu keunggulan Gear IconX versi 2018, bisa menyimpan file audio hingga 4GB dengan memori internalnya.

Namun, agaknya fitur ini tetap kurang bermanfaat di tengah menjamurnya layanan music streaming yang terkoneksi langsung di ponsel. Lain ceritanya jika memang kamu audiophile sejati yang membutuhkan file loseless dalam mendengarkan musik, Gear Icon X 2018 mungkin bisa mengakomodasi kebutuhan itu.

Di setiap unit headset dilengkapi tombol sentuh yang dapat digunakan sebagai pengatur volume, pause/play, skip next/previous track, dan perintah suara. Volume dapat diatur cukup dengan slide ke atas atau bawah, sentuh sekali untuk play/pause, sentuh dua kali untuk skip forward dan tiga kali untuk backward. Khusus perintah suara dilakukan dengan sentuh tahan headset tersebut. Pengaturan ini dapat disesuaikan dengan aplikasi Galaxy Wear yang sayangnya hanya tersedia di Android.

Fitur lain yang jarang saya pakai yaitu activity tracking yang diklaim mampu mendeteksi aktivitas berjalan/lari, voice command untuk Bixby/Google Assistant/Siri, dan Find My Gear. Kalau yang terakhir jangan sampai lah ya, soalnya repot jika headset sekecil ini sampai jatuh/ketelingsut di luar jangkauan kita.

Terjaga dari Rasa Kehilangan

https://photos.app.goo.gl/VME1fjBpvF9Q5dms9

Walaupun demikian, saya sudah sempat memanfaatkan fitur Find My Gear. (Bisa buka video dari link di atas ☝️☝️☝️☝️☝️).

Dari tayangan tadi dapat diketahui pas menekan tombol hijau bersimbol kaca pembesar, maka secara perlahan headset akan mengeluarkan suara dari pelan lalu semakin keras. Tentu ini dapat membantu ketika posisi headset terjatuh/hilang pada saat tidak jauh dari letak kita berada. Bagaimana jika posisinya hilang di area yang bahkan kita sendiri lupa mengingatnya? HAHAHA.

Contoh pelacakan Airpods (MacRumors)

Pertanyaan tersebut dapat terpecahkan ketika memanfaatkan Airpods di perangkat iOS 10+. Apple membenamkan fitur pelacakan Airpods di dalam Find My iPhone/iPad. Walaupun tidak menggunakan chip GPS secara native, Apple memanfaatkan data lokasi terakhir yang tersimpan di perangkat iOS sebelum terputus. Yah, memang tidak 100% bisa membantu, namun setidaknya memberikan petunjuk.

Harus diakui Airpods unggul atas Gear IconX 2018 pada fitur pelacakan ini. Eh kok jadi melenceng sih?

baterai

Posisi di charge (samsung.com)

Membahas soal keawetan baterai, aku tidak memiliki benchmarking dengan wireless headset sejenis, namun aku sendiri nyaman dengan keawetan 4-5 jam sekali charge. Maksudnya, setelah headset dikeluarkan dari charging case, dapat dipakai terus menerus dengan durasi waktu tersebut sebelum akhirnya dimasukkan lagi di case. Jika case dapat menyimpan hingga 2x siklus charging, itu berati total penggunaan baterai bisa mencapai 10 jam.

Perlu diingat proses pengisian daya di charging case-nya sendiri umumnya hingga 2 jam sampai lampu indikator bagian belakang bewarna hijau.

kenangan di kuping

Bagi yang baru pertama kali menggunakan mungkin akan terasa kurang nyaman dan khawatir mudah jatuh, seperti yang aku alami pada awalnya. Nanti akan terbiasa dengan sendiri kok, semoga.

Aku biasa pakai ini pada saat naik motor, pas olahraga, atau bengong doang sambil musikan. Ada challenge tersendiri ketika pakai Gear IconX pas mau naik motor. Perlu disiapkan jenis helm yang agak longgar, biar pas mau pakai helmnya tidak ada yang ‘ngganjel’. Bagi yang terbiasa pake headset kabel dengan tombol volume mungkin akan kerepotan pada saat tertentu karena harus atur volume dari hp-nya langsung.

Buat olahraga, jelas dong, ini adalah jurus pamungkas (saat ini) mengatasi ribetnya kabel yang melilit di badan. Seperti statement sebelumnya, awalnya emang kerasa nggak nyaman dan dikit-dikit khawatir jatuh. But, kejadian tersebut jarang banget terjadi loh. Intinya, bisa juga disesuaikan dengan cadangan eartips yang ada sampe se-PW mungkin dengan kuping.

Siap dengan Delay

Konsekuensi umum penggunaan perangkat wireless adalah isu latency atau delay. Kalau buat dengerin musik/podcast doang sih nggak jadi masalah ya. Adanya delay baru kelihatan saat nonton video atau main game. Sejauh ini pas dipakai nonton video YouTube, ada sedikit jeda (nggak tau angka pasnya berapa) walaupun jarang sekali mengganggu pengalaman menonton. Pernah sih sesekali lihat orang ngomong suaranya telat banget, aku atasin cuma dengan connect-disconnect, dan semua kembali normal.

Buat ngegame? Maaf jarang banget nge-game di HP pakai headset✌✌

NGGAK KHAWATIR TANPA NOISE CANCELATION

Spek di atas kertas menyebutkan kalau IconX 2018 nggak ada fitur noise cancelation. Namun, Samsung ‘mengakali’ dengan fitur ambient mode. Fitur ini membuat merasa aman pas dengerin lagu tanpa khawatir bakal ‘lengah’ dengan keadaan sekitar. Secara default, Samsung udah mengaktifkan fitur ini tanpa setting apapun sehingga nggak kerasa terlalu berisik dengan lingkungan luar.

Oh ya, pengalaman penggunaan microphone ini, saat telepon juga mampu mengisolasi suara angin atau aktivitas sekitar lho. Kata temen sih, pas ngobrol cuma kedengeran suaraku saja.

Haruskah punya?

Buat yang pengen merasakan true-wireless headset untuk pertama kalinya, tidak salah memantapkan pilihan di Gear IconX 2018 ini. Dari segi harga, ini yang relatif paling valuable dari kompetitornya, misal Airpods dan Jabra Elite 65t.

Kehadiran memory internal juga memudahkan buat yang suka dengerin lagu tanpa harus ‘terikat’ dengan HP/Laptopnya. Apalagi, persepsi orang-orang dengan brand Samsung juga tinggi, sehingga nggak perlu khawatir dengan kualitas dan service centernya, selama bergaransi resmi lho.

Tinggalkan komentar